BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Struktur hewan merupakan matakuliah
yang membahas tentang struktur makro dan mikroanatomi pada hewan Invertebrata
dan Vertebrata. Anatomi berasal dari bahasa Yunani “anatome (ana= ke atas,
temnein = memotong). Anatomi berarti membuka dengan jalan memotong. Dengan
membuka tubuh hewan, maka orang akan dapat melihat alat-alat di dalam tubuh
hewan tersebut.
Sistem integumen
adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan
menginformasika hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali
merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu,
sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini
berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti
"penutup".
Secara ilmiah
kulit adalah lapisan terluar yang terdapat diluar jaringan yang terdapat pada
bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh, kulit merupakan organ
yang paling luas permukaan yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga
kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia, dan juga berperan
penting dalam pengaturan suhu dan keseimbangan air. Seluruh permukaan tubuh Vertebrata maupun invertebrata di tutupi oleh kulit.
Pada vertebrata kulit terdiri atas dua lapisan utama yaitu epidermis disebelah
luar, dan dermis disebelah dalam. Pada avertebrata misalnya arthropoda,
annelida, mollusca, dan beberapa yang lain, kulit terdiri dari satu lapisan sel
yang disebut epidermis, dan pada bagian luarnya tertutup oleh llapisan non
seluler yang disebut kutikula. \
1.2.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimanakah
struktur kulit pada mamalia ?
2.
Bagaimanakah
struktur kulit pada invertebrata ?
3.
Bagaimanakah
bulu-bulu yang terdapat pada aves ?
4.
bagaimanakah
struktur rambut ?
5.
bagaimanakah
struktur kuku ?
6.
Bagaimanakah
macam-macam paruh pada aves ?
1.3.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui struktur kulit pada mamalia
2.
Untuk
mengetahui struktur kulit pada invertebrata
3.
Untuk
mengetahui macam-macam bulu pada aves
4.
Untuk
mengetahui struktur rambut
5.
Untuk
mengetahui struktur kuku
6.
Untuk
mengetahui macam-macam paruh aves
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Sistem Integumentum
Kata ini
berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti
"penutup". Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan,
memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan
sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar
yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya
(keringat atau lendir)
2.2.
Kulit Pada Mamalia
Kulit adalah organ tunggal yang terberat di tubuh, dengan berat
sekitar 16 % dari berat badan total. Kulit terdiri atas dua lapisan utama,
epidermis yaitu lapisan epitel yang berasal dari ektoderm, dan dermis yaitu
suatu lapisan jaringan ikat yang berasal dari mesoderm. Batas epidermis dan
dermis tidak teratur, dan tonjolan dermis disebut papila saling mengunci dengan
tonjolan epidermis yang disebut epidermal ridges (rabung epidermis).
1.
Epidemis
Pada permukaan tubuh, ketebalan epidermis bervariasi dari 0,07-0,12
mm. Epidermis terutama terdiri atas epitel berlapis gepeng dengan lapisan
tanduk, tetapi juga mengandung tiga jenis sel yang jumlahnya tidak sebanyak
jumlah sel epitel, melanosit, sel Langerhans, dan sel merkel. Sel epidermis
yang mempunyai lapisan tanduk disebut keratinosit. Berdasarkan ketebalan
epidermis, dapat dibedakan kulit tebal dan kulit tipis. Pemakaian kata :tebal”
dan “tipis” disesuaikan dengan ketebalan lapisan epidermis.
Pada mamalia, kulit tebal terdapat pada telapak tangan dan telapak
kaki, sedangkan kulit tipis menutupi seluruh permukaan tubuh kecuali dua tempat
tersebut. Struktur kulit tebal mempunyai alur yang selalu konstan polanya.
Dilihat dari penampang melintangnya nampak merata karena adanya papila dermis
yang menonjol ke epidermis.
Gambar. sediaan kulit tipis. Stratum korneumnya lebih tipis daripada
stratum
korneum kulit tebal , dan lempeng- lempeng keratinnya tersusun
lebih padat.
Kulit tebal
Lapisan
epidermis kulit tebal terdiri dari :
1.
Stratum
germinativum terdiri atas selapis sel kuboid atau silindris basofilik yang terletak di atas
lamina basalis pada perbatasan epidermis-dermis.
2.
Stratum
spinosum
Terdiri atas
sel-sel kuboid, atau agak gepeng dengan inti di tengah dan sitoplasma dengan
cabang-cabang yang terisi berkas filamen. Sel-sel spinosum saling terikat erat
mealui spina sitoplasma yang berisi filamen dan desmosom, sehingga memberikan
corak berduri pada permukaan selnya.
Gambar. stratum spinosum kulit dari telapak kaki (kulit tebal) yang
memperlihatkan
projeksi spina
yang mengikat sel lapisan ini bersama-sama dengan kuat untuk mencegah abrasi.
3.
Stratum
granulosum
Terdiri atas
3-5 lapis sel pologonal gepeng yang sitoplasmanya berisikan granul basofilik
kasar yang disebut granul keratohialin.
4.
Stratum
lusidum
Stratum lusidum
bersifat translusens dan terdiri atas lapisan tipis sel epidermis eosinofilik
yang sangat gepeng dan sel yang mengandung zat eleidin (zat yang membantu
membentuk zat keratohialin).
5.
Stratum
korneum
Terdiri atas
banyak lapis sel sangat gepeng penuh keratin tanpa inti atau organel sitoplasma.
Kulit
tipis
Pada mamalia kulit yang paling tipis terdapat pada kelopak mata dan
yang tertebal di bagian punggung. Pada kulit tips dapat dijumpai adanya
kelenjar keringat, kelenjar lemak atau minyak yang berhubungan dengan akar
rambut, selain itu terdapat juga kelenjar minyak yang tidak berhubungan dengan
rambut seperti ditemukan pada kelopak mata, papila mamae, dan labio minora.
Struktur epidermis kulit tipis terdiri dari stratum germinativum, stratum
spinosum (tipis), stratum granulosum dan stratum korneum, pada kulit tipis
tidak ada stratum lusidum.
Gtambar. Fotomikrograf kulit tipis yang dipulas untuk serta-serat sistem
elastis.
2.
Dermis
Dermis terdiri
atas jaringan ikat yang menunjang epidermis dan mengikatnya pada jaringan
subkutan (hipodermis) tersusun atas jaringan lemak dan berperan dalam
melekatkan kulit dengan bagian tubuh yang lebih dalam atau otot. Ketebalan
dermis bervariasi, bergantung pada daerah tubuh, dan mencapai tebal maksimum 4
mm di daerah punggung. Dermis terdiri atas dua lapisan dengan batas yang tidak
nyata, yaitu :
a.
stratum papilare disebelah luar dan stratum
retikulare yang lebih dalam. Stratum papilare tipis terdiri atas
jaringan ikat longgar, fibriblas dan sel jaringan ikat lainnya terdapat di
stratum ini seperti sel mast dan makrofag.
b.
Serabut
retikuler, sifatnya lebih padat daripada stratum papilare, elemen seluler lebih
sedikit dibandingkan dengan lapisan di atasnya.
Gambar. sediaan stratum retikulare dermis
Pada lapisan dermis dapat di jumpai adanya akar rambut, muskulus
arektor pilorum, kelenjar keringat, pembuluh darah serta akhiran-akhiran saraf
sensoris, seperti badan-badan misner dan vater Pacini.
Dermis kaya dengan jaring-jaring pembuluh darah dan limfe. Di daerah
kulit tertentu, darah dapat langsung mengalir dari arteri ke dalam vena melalui
anastomosisa atau pirau arteriovenosa. Pirau ini berperan sangat penting pada
pengaturan suhu. Selain komponen-komponen tersebut, dermis mengandung beberapa
turunan epidermis, yaitu folikel rambut, kelenjar keringat dan kelenjar
sebasea. Terdapat banyak serabut saraf dalam dermis, dan saraf efektor yang
berjalan ke kulit merupakan serabut pascaganglionik dari ganglia simpatis
rantai paravertebral. Tidak ada persarafan parasimpatis. Ujung saraf aferen
membentuk jalinan superfisial dermis dengan ujung saraf bebas, suatu jalinan
folikel rambut, dan persarafan organ sensorik bersimpai.
2.3.
Kulit pada Invertebrata
Pada avertebrata, misalnya arthropoda, annelida, mollusca, dan
beberapa yang lain, kulit terdiri dari satu lapisan sel yang disebut epidermis,
dan pada bagian luarnya tertutup oleh lapisan non selular yang disebut
kutikula. Lapisan kutikula ini di sekresikan oleh sel-sel epidermis, dapat
sangat tipis, misalnya pada annelida, tetapi dapat pula merupakan lapisan yang
tebal yang tersusun dari khitin, kapur, atau substansi lain. Pada arthropoda
kutikula yang kaku dapat berfungsi sebagai endoskeleton.
2.4.
Bulu Pada Aves
Bulu
adalah suatu struktur epidermis yang membentuk penutup luar. Bulu merupakan
suatu struktur karatin yang karakteristik terdapat pada bangsa burung, serta
merupakan modifikasi dari sisik, karena bangsa burung mempunyai nenek moyang
dari bangsa reptile. Pertumbuhan awal dari bulu sama dengan pertumbuhan sisik
yang berawal dari papilla dermis.Bulu khas dimiliki oleh Aves, berfungsi
melindungi kulit terhadap cuaca yang tidak cocok, dan untuk terbang. Menurut
struktur anatominya dibedakan menjadi 3 macam yaitu plumae, plumulae, dan
filoplumae.
a. Plumae, merupakan bulu yang memberi dasar bentuk tubuh yang
berada pada sayap dan ekor, berfungsi untuk terbang.
Plumae
terdiri atas bagian-bagian :
-
Kalamus,
menrupakan tangkai bulu yang kosong
-
Rachis
(shaft = batang bulu) merupakan sumbu longitudinal bendera bulu (vexillum),
sebagai lanjutan kalamus dan di dalamnya tidak berongga.
-
Vexillum
(vane = bendera bulu), merupakan pelebaran bagian distal kalamus, terbentuk
oleh barbae = rami yaitu suatu cabang lateral (kanan dan kiri) dari rachis.
Tiap barbae/rami mempercabangkan menjadi banyak barbulae = radii. Pada radii
terdapat kait-kait (radioli). Terdapat 2 macam barbulae/radii, yaitu barbulae distal
yang menuju kearah ujung bulu, dan barbulae proksimal yang menuju ke arah
pangkal bulu. Radioli dan radii proksimal berkaitan dengan radioli dan radii
distal, dengan demikian membentuk bendera bulu.
-
Umbilicus
inferior, lubang pada pangkal / proksimal kalamus.
-
Umbilicus
superior, merupakan lubang pada bagian distal kalamus yang terletak pada
pertemuan kalamus dengan bendera bulu di permukaan ventral. Umbilicus superior
dan inferior ini dilalui pembuluh darah untuk memberi makan pada bulu.
b.
Plumulae,
bulu yang
terdapat pada burung yang masih muda dan pada burung yang sedang mengerami
telur, berfungsi sebagai isolator (misalnya, suhu). Bagian-bagiannya terdiri
dari kalamus pendek, rachis tereduksi, barbae / rami panjang dan
barbulae / radii pendek, tidak memiliki radioli, sehingga tidak dapat membentuk
bendera bulu.
c. Filoplumae, bulu yang tumbuh di seluruh permukaan tubuh.
Berfungsi sebagai sensor. Bentuknya
seperti rambut, mempunyai sumbu panjang, pada ujung distalnya terdapat
barbae/rami.
2.4.
Rambut
Rambut adalah struktur berkeratin panjang yang berasal dari
invaginasi epitel epidermis. Warna, ukuran, dan penyebarannya bervariasi sesuai
ras, umur, jenis kelamin, dan bagian tubuh. Rambut ditemukan di seluruh tubuh
kecuali pada telapak tangan, telapak kaki, bibir, glans penis, klitoris, dan
labia minor. Dibandingkan dengan lapisan bulu hewan, sisa rambut manusia hampir
tidak berfungsi sebagai isolator suhu, namun penting untuk sensasi taktil.
Fungsi utama rambut adalah untuk pengatur panas tubuh (termoregulasi), pada
mamalia tertentu rambut berfungsi sebagai organ indra, karena adanya anyaman
akhiran saraf, misalnya vibrissae atau rambut sinus, dapat bergerak bukan
karena adanya muskulus arektor pilorum tetapi adanya sinus-sinus darah. Pada
penampang memanjang rambut dapat ditemukan bagian-bagian berikut :
-
Batang
rambut
-
Akar
rambut
-
Bulbus
rambut
-
Folikel
rambut
-
Matriks
rambut
-
Papila
rambut
-
Muskulus
arektor pilorum
Setiap rambut berkembang dari suatu invaginasi epidermis, yakni
folikel rambut, yang selama masa pertumbuhannya mempunyai pelebaran di bagian
ujung yang disebut bulbus rambut. Pada dasar bulbus rambut dapat dilihat
papila dermis. Papila dermis mengandung jalinan kapiler yang vital bagi
kelangsungan hidup folikel rambut. Sel epidermis yang menutupi papila dermis
membentuk akar rambut, yang menonjol di atas kulit.
Selama masa pertumbuhan, sel-sel epitel yang menyusun bulbus
tersebut setara dengan sel epitel dalam stratum germinativum. Pada jenis rambut
tebal tertentu, sel-sel bagian pusat akar rambut pada puncak papila dermis
menghasilkan sel-sel besra bervakuola dengan cukup keratin, yang akan membentuk
medula rambut. Sel-sel akar rambut membelah dan berkembang menjadi
sel-sel fusiform berkelompok padat yang berkeratin banyak, yang akan membentuk korteks
rambut.
Lebih ke tepi, terdapat sel-sel yang menghasilkan kutikula
rambut, yakni suatu lapisan yang terdiri atas sel-sel kuboid sampai
pertengahan bulbus, dan bentuk sel ini kemudian menjadi tinggi dan silindris.
lebih ke atas lagi, sel-sel tersebut berubah posisi dari horizontal menjadi
vertikal sehingga di tempat tersebut sel-sel ini membentuk suatu lapisan sel
gepeng berkeratin banyak dan mirip sisik, yang menutupi korteks. Sel kutikula
ini merupakan lapisan sel terakhir dalam folikel rambut yang berkembang.
Sel-sel terluar menghasilkan sarung akar rambut dalam, yang
mengelilingi bagian awal batang rambut sepenuhnya. Sarung akar rambut dalam ini
merupakan struktur peralihan dengan sel-sel yang berdegenerasi dan menghilang
di atas kelenjar sebasea. Sarung akar rambut luar berhubungan langsung
langsung dengan sel epidermis dan dekat permukaan sarung akar rambut luar
terdapat semua lapisan epidermis. Di dekat papila dermis, sarung akar rambut
luar lebih tipis dan terdiri atas sel-sel yang sesuai dengan stratum
germinativum epidermis.
Yang memisahkan folikel rambut dari dermis adalah lapisan hialin
nonselular, yaitu membran kaca(glassy membrane) yang terbentuk dari
lamina basalis yang menebal. Dermis yang mengelilingi folikel tersebut lebih
padat, yang membentuk sarung jaringan ikat khusus. Struktur yang terikat pada
sarung ini dan menghubungkan struktur tersebut pada stratum papilare dermis
adalah berkas-berkas sel otot polos, yaitu muskulus arektor pili. Otot
ini tersusun miring, dan kontraksinya akan menegakkan batang rambut.
Kontraksi muskulus arektor pili juga menimbulkan apa yang disebut sebagai
“berdirinya bulu roma”.
Warna rambut disebabkan oleh aktifitas melanosit yang terdapat
antara papila dan sel-sel epitel akar rambut. Sel epitel akar rambut
menghasilkan pigmen yang terdapat dalam sel-sel medula dan korteks batang
rambut.
2.5.
Kuku
Kuku adalah lempeng sel epitel berkertain pada permukaan dorsal
setiap falang distal. Kuku pada mamalia (manusia) merupakan lempeng-lempeng
yang mengalami penandukan, yang terdapat pada permukaan dorsal ujun-ujung
jari-jari dan ibu jari. Dasar kuku merupakan penebalan permukaan epitel
jari-jari.
Kuku dibentuk melalui proliferasi dan keratinasi sel-sel epitel
dalam matriks kuku namun susunannya lebih sederhana. Akar kuku dan
matriksnya terletak di bawah lipatan kulit yang disebut lipat kuku proksimal.
Stratum korneum epidermis lipat ini
dapat meluas sedikit di permukaan atas
kuku, membentuk pelapis tipis bagian proksimal 0,5-1 mm, yang disebut eponichium.
Di tempat lipat kuku lateral melipat ke dalam alur kuku lateral, epidermisnya
tidak berstratum korneum dan berlanjut dibawah batang lempeng kuku sebagai dasar
kuku. Hanya stratum basal dan stratum spinosum yang terdapat dalam dasar
kuku. Epitel lempeng kuku timbul dari matriks kuku. Ujung proksimal
matriks meluas ke dalam akar kuku. Sel-sel matriks membelah, bergeser ke
distal, dan akhirnya mengalami kornifikasi, yang membentuk bagian proksimal
lempeng kuku. Lempeng kuku kemudian bergeser ke depan di atas dsar kuku (yang
tidak ikut dalam pembentukan lempeng). Ujung distal lempeng menjadi bebas dari
dasar kuku dan habis terkikis atau terpotong. Bagian anterior dasar kuku
terlihat berbayang melalui kuku semitransparan sebagai bangunan bentuk sabit
putih disebut lunula. Namun,
seringkali lunula ini tertutup lipat kuku proksimal dan eponichium.
Seperti pada matriks rambut, sel-sel matriks kuku mensintesis
banyak keratin dan granul keratohialin. Sewaktu terikat pada dasar kuku, mereka
ditransformasi menjadi unsur-unsur sangat pipih tanpa inti, terdiri atas
keratin dalam matrei interfibrilar keras. Dermis dasar kuku sangat vaskular dan
hal ini tercermin dari warna merah muda yang tampak melalui kuku translusen.
Warna ini secara klinik berguna sebagai gambaran kasar derajat oksigenasi darah.
2.6.
Macam Paruh Aves
Bentuk paruh burung dapat dibedakan dari berbagai faktor, yakni
habitatnya, morfologinya, dan lain sebagainya sehingga menghasilkan perbedaan
pada bentuk dan fungsinya. Bentuk paruh sesuai dengan jenis makanannya,
sehingga strruktur paruh juga disebut adaptasi morfologi. Tipe paruh burung
yang dikenal antara lain :
-
Pemakan
biji pada merpati dan pipit
Burung pipit mempunyai paruh pendek dan kuat.
Bentuk paruh ini sesuai untuk memakan jenis biji - bijian. Paruh ini berfungsi
menghancurkan biji tersebut.
-
Pemakan
serangga (jalak)
Bentuk
paruh burung ini pada umumnya agak panjang dan sedikit runcing. Bentuk seperti
itu, akan memudahkan burung untuk menagkap serangga yang dijadikan mangsanya
sekalipun serangga tersebut berada di celah yang sempit.
-
Tipe
pancing/kait (pelikan/elang)
Burung
pelikan merupakan yang mempunyai bentuk paruh yang panjang. Kedua bagian atas
dan bawahnya memiliki ukuran yang sama besra dengan perbedaan kantong pada
bagian paruh bawah yang berfungsi untuk menyimpan ikan dan anak-anaknya.
Burung
Elang merupakan burung yang memiliki bentuk paruh yang kuat dengan yang bagian ujung yang runcing, serta bagian
atas yang lebih besar dan berfungsi secara penuh untuk memakan mangsanya dengan
cara dicabik dan dirobek.
-
Tipe
pemotong (haliaster/hantu)
-
Tipe
penghisap (burung penghisap madu),
bentuk paruh burung pengisap madu umumnya panjang dan runcing.
Kolibri,
yang memiliki bentuk paruh lancip dan panjang yang berfungsi untuk mencari madu
yang terdapat di dalam berbagai jenis bunga.
-
Tipe
sieving/penyaring, pada angsa atau
itik.
Paruh
jenis ini memiliki bentuk lebar yang berfungsi intu mencari mangsanya di lumpur
atau di air.
BAB III
PENUTUP
2.7.
Kesimpulan
a.
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan,
melindungi, dan menginformasika hewan terhadap lingkungan sekitarnya.
b.
Komponen dari Sistem ini
merupakan bagian sistem organ yang terbesar,yakni Mencakup:
-
Kulit, merupakan lapisan terluar pada tubuh manusia. Terdiri dari
dua bagian yaitu kulit tipis dan kulit tebal.
-
Rambut merupakan struktur tipis bertanduk yang berasal dari
invaginasi epitel epidermis.
-
Bulu merupakan struktur keratin yang karakteristiknya terdapat pada bangsa aves, dan di anggap
sebagai modifikasi dari sisik.
-
kuku, adalah bagian tubuh binatang yang terdapat atau tumbuh di
ujung jari. Kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan
kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari.
c. Kulit pada mamalia terdiri atas dua lapisan yakni
lapisan epidermis dan lapisan dermis.
d. Kulit pada beberapa invertebrata terdiri atas satu
lapisan sel yang disebut epidermis, dan bagian luar disebut kutikula.
e. Terdapat 3 macam buli pada aves, yakni Plumae,
plumulae, dan filoplumae.
f. Rambut terdiri atas bagian-bagian yaitu batang
rambut, akar rambut, bulbus rambut, folikel rambut, matriks rambut, papila
rambut, dan muskulus arektor pilorum.
g. Kuku terdiri atas bagian-bagian akar kuku, eponikium, lempeng kuku,
dasar kuku, dan matriks kuku.
h. Terdapat beberapa tipe paruh pada aves, yakni pemakan biji, pemakan
serangga, tpe pancing/kait, tipe pemotong, tipe pengisap, dan tipe penyaring.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Bentuk Paruh Aves. (Diakses dari http://asagenerasiku.blogspot.com pada hari Sabtu 18 Januari 2014 pukul 21.10 WITA).
Anonim. 2013. Characteristik of Aves. (Diakses dari http://vertebrataaves2013.blogspot.com pada hari Sabtu 18 Januari 2014 pukul 21.15 WITA).
Anonim. 2013. Bulu Plumae. Diakses dari http://biologieducationasik.blogspot.com pada hari sabtu 18 Januari 2014 pukul 21.30 WITA).
Fawcett,Don W. 2002. Buku Ajar Histologi Edisi12. Jakarta :
EGC.
Junquiera,Luiz Carlos. 2007. Histologi Dasar,Teks dan Atlas
Edisi 10. Jakarta : EGC.