Copyright © Yulida Aini
Design by Dzignine
Rabu, 22 Januari 2014

Kulit Mamalia, Invertebrata, 3 Macam Bulu, Struktur Rambut, Struktur Kuku, dan Jenis Paruh Aves



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.            Latar Belakang
Struktur hewan merupakan matakuliah yang membahas tentang struktur makro dan mikroanatomi pada hewan Invertebrata dan Vertebrata. Anatomi berasal dari bahasa Yunani “anatome (ana= ke atas, temnein = memotong). Anatomi berarti membuka dengan jalan memotong. Dengan membuka tubuh hewan, maka orang akan dapat melihat alat-alat di dalam tubuh hewan tersebut.
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasika hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup".
            Secara ilmiah kulit adalah lapisan terluar yang terdapat diluar jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh, kulit merupakan organ yang paling luas permukaan yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia, dan juga berperan penting dalam pengaturan suhu dan keseimbangan air.  Seluruh permukaan tubuh Vertebrata  maupun invertebrata di tutupi oleh kulit. Pada vertebrata kulit terdiri atas dua lapisan utama yaitu epidermis disebelah luar, dan dermis disebelah dalam. Pada avertebrata misalnya arthropoda, annelida, mollusca, dan beberapa yang lain, kulit terdiri dari satu lapisan sel yang disebut epidermis, dan pada bagian luarnya tertutup oleh llapisan non seluler yang disebut kutikula. \

1.2.            Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah struktur kulit pada mamalia ?
2.      Bagaimanakah struktur kulit pada invertebrata ?
3.      Bagaimanakah bulu-bulu yang terdapat pada aves ?
4.      bagaimanakah struktur rambut ?
5.      bagaimanakah struktur kuku ?
6.      Bagaimanakah macam-macam paruh pada aves ?

1.3.            Tujuan
1.      Untuk mengetahui struktur kulit pada mamalia
2.      Untuk mengetahui struktur kulit pada invertebrata
3.      Untuk mengetahui macam-macam bulu pada aves
4.      Untuk mengetahui struktur rambut
5.      Untuk mengetahui struktur kuku
6.      Untuk mengetahui macam-macam paruh aves


BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Sistem Integumentum
Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup". Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir)
2.2.   Kulit Pada Mamalia
Kulit adalah organ tunggal yang terberat di tubuh, dengan berat sekitar 16 % dari berat badan total. Kulit terdiri atas dua lapisan utama, epidermis yaitu lapisan epitel yang berasal dari ektoderm, dan dermis yaitu suatu lapisan jaringan ikat yang berasal dari mesoderm. Batas epidermis dan dermis tidak teratur, dan tonjolan dermis disebut papila saling mengunci dengan tonjolan epidermis yang disebut epidermal ridges (rabung epidermis).
1.      Epidemis
Pada permukaan tubuh, ketebalan epidermis bervariasi dari 0,07-0,12 mm. Epidermis terutama terdiri atas epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk, tetapi juga mengandung tiga jenis sel yang jumlahnya tidak sebanyak jumlah sel epitel, melanosit, sel Langerhans, dan sel merkel. Sel epidermis yang mempunyai lapisan tanduk disebut keratinosit. Berdasarkan ketebalan epidermis, dapat dibedakan kulit tebal dan kulit tipis. Pemakaian kata :tebal” dan “tipis” disesuaikan dengan ketebalan lapisan epidermis.
Pada mamalia, kulit tebal terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki, sedangkan kulit tipis menutupi seluruh permukaan tubuh kecuali dua tempat tersebut. Struktur kulit tebal mempunyai alur yang selalu konstan polanya. Dilihat dari penampang melintangnya nampak merata karena adanya papila dermis yang menonjol ke epidermis.

Gambar. sediaan kulit tipis. Stratum korneumnya lebih tipis daripada stratum
korneum kulit tebal , dan lempeng- lempeng keratinnya tersusun lebih padat.
Kulit tebal


Lapisan epidermis kulit tebal terdiri dari :
1.      Stratum germinativum terdiri atas selapis sel kuboid atau silindris basofilik yang terletak di atas lamina basalis pada perbatasan epidermis-dermis.
2.      Stratum spinosum
Terdiri atas sel-sel kuboid, atau agak gepeng dengan inti di tengah dan sitoplasma dengan cabang-cabang yang terisi berkas filamen. Sel-sel spinosum saling terikat erat mealui spina sitoplasma yang berisi filamen dan desmosom, sehingga memberikan corak berduri pada permukaan selnya.
Gambar. stratum spinosum kulit dari telapak kaki (kulit tebal) yang memperlihatkan
projeksi spina yang mengikat sel lapisan ini bersama-sama dengan kuat untuk mencegah abrasi.


3.      Stratum granulosum
Terdiri atas 3-5 lapis sel pologonal gepeng yang sitoplasmanya berisikan granul basofilik kasar yang disebut granul keratohialin.
4.      Stratum lusidum
Stratum lusidum bersifat translusens dan terdiri atas lapisan tipis sel epidermis eosinofilik yang sangat gepeng dan sel yang mengandung zat eleidin (zat yang membantu membentuk zat keratohialin).
5.      Stratum korneum
Terdiri atas banyak lapis sel sangat gepeng penuh keratin tanpa inti atau organel sitoplasma.
Kulit tipis
Pada mamalia kulit yang paling tipis terdapat pada kelopak mata dan yang tertebal di bagian punggung. Pada kulit tips dapat dijumpai adanya kelenjar keringat, kelenjar lemak atau minyak yang berhubungan dengan akar rambut, selain itu terdapat juga kelenjar minyak yang tidak berhubungan dengan rambut seperti ditemukan pada kelopak mata, papila mamae, dan labio minora. Struktur epidermis kulit tipis terdiri dari stratum germinativum, stratum spinosum (tipis), stratum granulosum dan stratum korneum, pada kulit tipis tidak ada stratum lusidum.
Gtambar. Fotomikrograf kulit tipis yang dipulas untuk serta-serat sistem elastis. 

2.      Dermis
Dermis terdiri atas jaringan ikat yang menunjang epidermis dan mengikatnya pada jaringan subkutan (hipodermis) tersusun atas jaringan lemak dan berperan dalam melekatkan kulit dengan bagian tubuh yang lebih dalam atau otot. Ketebalan dermis bervariasi, bergantung pada daerah tubuh, dan mencapai tebal maksimum 4 mm di daerah punggung. Dermis terdiri atas dua lapisan dengan batas yang tidak nyata, yaitu :
a.          stratum papilare disebelah luar dan stratum retikulare yang lebih dalam. Stratum papilare tipis terdiri atas jaringan ikat longgar, fibriblas dan sel jaringan ikat lainnya terdapat di stratum ini seperti sel mast dan makrofag.
b.         Serabut retikuler, sifatnya lebih padat daripada stratum papilare, elemen seluler lebih sedikit dibandingkan dengan lapisan di atasnya.
 
Gambar. sediaan stratum retikulare dermis

Pada lapisan dermis dapat di jumpai adanya akar rambut, muskulus arektor pilorum, kelenjar keringat, pembuluh darah serta akhiran-akhiran saraf sensoris, seperti badan-badan misner dan vater Pacini.
Dermis kaya dengan jaring-jaring pembuluh darah dan limfe. Di daerah kulit tertentu, darah dapat langsung mengalir dari arteri ke dalam vena melalui anastomosisa atau pirau arteriovenosa. Pirau ini berperan sangat penting pada pengaturan suhu. Selain komponen-komponen tersebut, dermis mengandung beberapa turunan epidermis, yaitu folikel rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea. Terdapat banyak serabut saraf dalam dermis, dan saraf efektor yang berjalan ke kulit merupakan serabut pascaganglionik dari ganglia simpatis rantai paravertebral. Tidak ada persarafan parasimpatis. Ujung saraf aferen membentuk jalinan superfisial dermis dengan ujung saraf bebas, suatu jalinan folikel rambut, dan persarafan organ sensorik bersimpai.

2.3.   Kulit pada Invertebrata
Pada avertebrata, misalnya arthropoda, annelida, mollusca, dan beberapa yang lain, kulit terdiri dari satu lapisan sel yang disebut epidermis, dan pada bagian luarnya tertutup oleh lapisan non selular yang disebut kutikula. Lapisan kutikula ini di sekresikan oleh sel-sel epidermis, dapat sangat tipis, misalnya pada annelida, tetapi dapat pula merupakan lapisan yang tebal yang tersusun dari khitin, kapur, atau substansi lain. Pada arthropoda kutikula yang kaku dapat berfungsi sebagai endoskeleton.

2.4.   Bulu Pada Aves
Bulu adalah suatu struktur epidermis yang membentuk penutup luar. Bulu merupakan suatu struktur karatin yang karakteristik terdapat pada bangsa burung, serta merupakan modifikasi dari sisik, karena bangsa burung mempunyai nenek moyang dari bangsa reptile. Pertumbuhan awal dari bulu sama dengan pertumbuhan sisik yang berawal dari papilla dermis.Bulu khas dimiliki oleh Aves, berfungsi melindungi kulit terhadap cuaca yang tidak cocok, dan untuk terbang. Menurut struktur anatominya dibedakan menjadi 3 macam yaitu plumae, plumulae, dan filoplumae.
a.       Plumae, merupakan bulu yang memberi dasar bentuk tubuh yang berada pada sayap dan ekor, berfungsi untuk terbang.

Plumae terdiri atas bagian-bagian :
-          Kalamus, menrupakan tangkai bulu yang kosong
-          Rachis (shaft = batang bulu) merupakan sumbu longitudinal bendera bulu (vexillum), sebagai lanjutan kalamus dan di dalamnya tidak berongga.
-          Vexillum (vane = bendera bulu), merupakan pelebaran bagian distal kalamus, terbentuk oleh barbae = rami yaitu suatu cabang lateral (kanan dan kiri) dari rachis. Tiap barbae/rami mempercabangkan menjadi banyak barbulae = radii. Pada radii terdapat kait-kait (radioli). Terdapat 2 macam barbulae/radii, yaitu barbulae distal yang menuju kearah ujung bulu, dan barbulae proksimal yang menuju ke arah pangkal bulu. Radioli dan radii proksimal berkaitan dengan radioli dan radii distal, dengan demikian membentuk bendera bulu.
-          Umbilicus inferior, lubang pada pangkal / proksimal kalamus.
-          Umbilicus superior, merupakan lubang pada bagian distal kalamus yang terletak pada pertemuan kalamus dengan bendera bulu di permukaan ventral. Umbilicus superior dan inferior ini dilalui pembuluh darah untuk memberi makan pada bulu.
b.      Plumulae, bulu yang terdapat pada burung yang masih muda dan pada burung yang sedang mengerami telur, berfungsi sebagai isolator (misalnya, suhu). Bagian-bagiannya terdiri dari kalamus pendek, rachis tereduksi, barbae / rami panjang dan barbulae / radii pendek, tidak memiliki radioli, sehingga tidak dapat membentuk bendera bulu.
c.       Filoplumae, bulu yang tumbuh di seluruh permukaan tubuh. Berfungsi sebagai sensor. Bentuknya seperti rambut, mempunyai sumbu panjang, pada ujung distalnya terdapat barbae/rami.

2.4.   Rambut
Rambut adalah struktur berkeratin panjang yang berasal dari invaginasi epitel epidermis. Warna, ukuran, dan penyebarannya bervariasi sesuai ras, umur, jenis kelamin, dan bagian tubuh. Rambut ditemukan di seluruh tubuh kecuali pada telapak tangan, telapak kaki, bibir, glans penis, klitoris, dan labia minor. Dibandingkan dengan lapisan bulu hewan, sisa rambut manusia hampir tidak berfungsi sebagai isolator suhu, namun penting untuk sensasi taktil. Fungsi utama rambut adalah untuk pengatur panas tubuh (termoregulasi), pada mamalia tertentu rambut berfungsi sebagai organ indra, karena adanya anyaman akhiran saraf, misalnya vibrissae atau rambut sinus, dapat bergerak bukan karena adanya muskulus arektor pilorum tetapi adanya sinus-sinus darah. Pada penampang memanjang rambut dapat ditemukan bagian-bagian berikut :
-            Batang rambut
-            Akar rambut
-            Bulbus rambut
-            Folikel rambut
-            Matriks rambut
-            Papila rambut
-            Muskulus arektor pilorum
Setiap rambut berkembang dari suatu invaginasi epidermis, yakni folikel rambut, yang selama masa pertumbuhannya mempunyai pelebaran di bagian ujung yang disebut bulbus rambut. Pada dasar bulbus rambut dapat dilihat papila dermis. Papila dermis mengandung jalinan kapiler yang vital bagi kelangsungan hidup folikel rambut. Sel epidermis yang menutupi papila dermis membentuk akar rambut, yang menonjol di atas kulit.
Selama masa pertumbuhan, sel-sel epitel yang menyusun bulbus tersebut setara dengan sel epitel dalam stratum germinativum. Pada jenis rambut tebal tertentu, sel-sel bagian pusat akar rambut pada puncak papila dermis menghasilkan sel-sel besra bervakuola dengan cukup keratin, yang akan membentuk medula rambut. Sel-sel akar rambut membelah dan berkembang menjadi sel-sel fusiform berkelompok padat yang berkeratin banyak, yang akan membentuk korteks rambut.
Lebih ke tepi, terdapat sel-sel yang menghasilkan kutikula rambut, yakni suatu lapisan yang terdiri atas sel-sel kuboid sampai pertengahan bulbus, dan bentuk sel ini kemudian menjadi tinggi dan silindris. lebih ke atas lagi, sel-sel tersebut berubah posisi dari horizontal menjadi vertikal sehingga di tempat tersebut sel-sel ini membentuk suatu lapisan sel gepeng berkeratin banyak dan mirip sisik, yang menutupi korteks. Sel kutikula ini merupakan lapisan sel terakhir dalam folikel rambut yang berkembang.
Sel-sel terluar menghasilkan sarung akar rambut dalam, yang mengelilingi bagian awal batang rambut sepenuhnya. Sarung akar rambut dalam ini merupakan struktur peralihan dengan sel-sel yang berdegenerasi dan menghilang di atas kelenjar sebasea. Sarung akar rambut luar berhubungan langsung langsung dengan sel epidermis dan dekat permukaan sarung akar rambut luar terdapat semua lapisan epidermis. Di dekat papila dermis, sarung akar rambut luar lebih tipis dan terdiri atas sel-sel yang sesuai dengan stratum germinativum epidermis.
Yang memisahkan folikel rambut dari dermis adalah lapisan hialin nonselular, yaitu membran kaca(glassy membrane) yang terbentuk dari lamina basalis yang menebal. Dermis yang mengelilingi folikel tersebut lebih padat, yang membentuk sarung jaringan ikat khusus. Struktur yang terikat pada sarung ini dan menghubungkan struktur tersebut pada stratum papilare dermis adalah berkas-berkas sel otot polos, yaitu muskulus arektor pili. Otot ini tersusun miring, dan kontraksinya akan menegakkan batang rambut. Kontraksi muskulus arektor pili juga menimbulkan apa yang disebut sebagai “berdirinya bulu roma”.
Warna rambut disebabkan oleh aktifitas melanosit yang terdapat antara papila dan sel-sel epitel akar rambut. Sel epitel akar rambut menghasilkan pigmen yang terdapat dalam sel-sel medula dan korteks batang rambut.

2.5.   Kuku
Kuku adalah lempeng sel epitel berkertain pada permukaan dorsal setiap falang distal. Kuku pada mamalia (manusia) merupakan lempeng-lempeng yang mengalami penandukan, yang terdapat pada permukaan dorsal ujun-ujung jari-jari dan ibu jari. Dasar kuku merupakan penebalan permukaan epitel jari-jari.
Kuku dibentuk melalui proliferasi dan keratinasi sel-sel epitel dalam matriks kuku namun susunannya lebih sederhana. Akar kuku dan matriksnya terletak di bawah lipatan kulit yang disebut lipat kuku proksimal. Stratum  korneum epidermis lipat ini dapat meluas sedikit di  permukaan atas kuku, membentuk pelapis tipis bagian proksimal 0,5-1 mm, yang disebut eponichium. Di tempat lipat kuku lateral melipat ke dalam alur kuku lateral, epidermisnya tidak berstratum korneum dan berlanjut dibawah batang lempeng kuku sebagai dasar kuku. Hanya stratum basal dan stratum spinosum yang terdapat dalam dasar kuku. Epitel lempeng kuku timbul dari matriks kuku. Ujung proksimal matriks meluas ke dalam akar kuku. Sel-sel matriks membelah, bergeser ke distal, dan akhirnya mengalami kornifikasi, yang membentuk bagian proksimal lempeng kuku. Lempeng kuku kemudian bergeser ke depan di atas dsar kuku (yang tidak ikut dalam pembentukan lempeng). Ujung distal lempeng menjadi bebas dari dasar kuku dan habis terkikis atau terpotong. Bagian anterior dasar kuku terlihat berbayang melalui kuku semitransparan sebagai bangunan bentuk sabit putih disebut lunula.  Namun, seringkali lunula ini tertutup lipat kuku proksimal dan eponichium.
Seperti pada matriks rambut, sel-sel matriks kuku mensintesis banyak keratin dan granul keratohialin. Sewaktu terikat pada dasar kuku, mereka ditransformasi menjadi unsur-unsur sangat pipih tanpa inti, terdiri atas keratin dalam matrei interfibrilar keras. Dermis dasar kuku sangat vaskular dan hal ini tercermin dari warna merah muda yang tampak melalui kuku translusen. Warna ini secara klinik berguna sebagai gambaran kasar derajat oksigenasi darah.

2.6.   Macam Paruh Aves


Bentuk paruh burung dapat dibedakan dari berbagai faktor, yakni habitatnya, morfologinya, dan lain sebagainya sehingga menghasilkan perbedaan pada bentuk dan fungsinya. Bentuk paruh sesuai dengan jenis makanannya, sehingga strruktur paruh juga disebut adaptasi morfologi. Tipe paruh burung yang dikenal antara lain :



-          Pemakan biji pada merpati dan pipit

Burung pipit mempunyai paruh pendek dan kuat. Bentuk paruh ini sesuai untuk memakan jenis biji - bijian. Paruh ini berfungsi menghancurkan biji tersebut.
-          Pemakan serangga (jalak)

Bentuk paruh burung ini pada umumnya agak panjang dan sedikit runcing. Bentuk seperti itu, akan memudahkan burung untuk menagkap serangga yang dijadikan mangsanya sekalipun serangga tersebut berada di celah yang sempit.
-          Tipe pancing/kait (pelikan/elang)

Burung pelikan merupakan yang mempunyai bentuk paruh yang panjang. Kedua bagian atas dan bawahnya memiliki ukuran yang sama besra dengan perbedaan kantong pada bagian paruh bawah yang berfungsi untuk menyimpan ikan dan anak-anaknya.
Burung Elang merupakan burung yang memiliki bentuk paruh yang kuat dengan  yang bagian ujung yang runcing, serta bagian atas yang lebih besar dan berfungsi secara penuh untuk memakan mangsanya dengan cara dicabik dan dirobek.
-          Tipe pemotong (haliaster/hantu)
-          Tipe penghisap (burung penghisap madu), bentuk paruh burung pengisap madu umumnya panjang dan runcing.
Kolibri, yang memiliki bentuk paruh lancip dan panjang yang berfungsi untuk mencari madu yang terdapat di dalam berbagai jenis bunga.
-          Tipe sieving/penyaring, pada angsa atau itik.
Paruh jenis ini memiliki bentuk lebar yang berfungsi intu mencari mangsanya di lumpur atau di air.
BAB III
PENUTUP
2.7.       Kesimpulan
a.       Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasika hewan terhadap lingkungan sekitarnya.
b.      Komponen dari Sistem ini merupakan bagian sistem organ yang terbesar,yakni Mencakup:
-          Kulit, merupakan lapisan terluar pada tubuh manusia. Terdiri dari dua bagian yaitu kulit tipis dan kulit tebal.
-          Rambut merupakan struktur tipis bertanduk yang berasal dari invaginasi epitel epidermis.
-          Bulu merupakan struktur keratin yang karakteristiknya  terdapat pada bangsa aves, dan di anggap sebagai modifikasi dari sisik.
-          kuku, adalah bagian tubuh binatang yang terdapat atau tumbuh di ujung jari. Kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari.
c.       Kulit pada mamalia terdiri atas dua lapisan yakni lapisan epidermis dan lapisan dermis.
d.      Kulit pada  beberapa invertebrata terdiri atas satu lapisan sel yang disebut epidermis, dan bagian luar disebut kutikula.  
e.       Terdapat 3 macam buli pada aves, yakni Plumae, plumulae, dan filoplumae.
f.       Rambut terdiri atas bagian-bagian yaitu batang rambut, akar rambut, bulbus rambut, folikel rambut, matriks rambut, papila rambut, dan muskulus arektor pilorum.
g.      Kuku terdiri atas bagian-bagian akar kuku, eponikium, lempeng kuku, dasar kuku, dan matriks kuku.
h.      Terdapat beberapa tipe paruh pada aves, yakni pemakan biji, pemakan serangga, tpe pancing/kait, tipe pemotong, tipe pengisap, dan tipe penyaring.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Bentuk Paruh Aves. (Diakses dari http://asagenerasiku.blogspot.com pada hari Sabtu 18 Januari 2014 pukul 21.10 WITA).
Anonim. 2013. Characteristik of Aves. (Diakses dari http://vertebrataaves2013.blogspot.com pada hari Sabtu 18 Januari 2014 pukul 21.15 WITA).
Anonim. 2013. Bulu Plumae. Diakses dari http://biologieducationasik.blogspot.com pada hari sabtu 18 Januari 2014 pukul 21.30 WITA).
Fawcett,Don W. 2002. Buku Ajar Histologi Edisi12. Jakarta : EGC.
Junquiera,Luiz Carlos. 2007. Histologi Dasar,Teks dan Atlas Edisi 10. Jakarta : EGC.